ASAL USUL KEHADIRAN “BISSU”


Tidak ada yang bisa menjelaskan secara akurat tentang asal usul kehadiran Bissu di Sulawesi Selatan. Kita hanya dapat meramalkannya dari legenda – legenda masyarakat. Menurut seorang Bissu Saidi Puang Matoa Karaeng Sigeri, kedatangan Bissu dapat di ketahui dari kitab Sure’ La Galigo. Di dalam kitab ini dikatakan bahwa keberadaan Bissu dalam sejarah manusia Bugis dianggap sezaman dengan kelahiran suku Bugis itu sendiri.

Ketika Batara Guru sebagai cikal bakal manusia Bugis dalam sure’La Galigo, turun ke bumi dari dunia atas ( botinglangik) dan bertemu dengan permaisurinya We Nyili Timo yang berasal dari dunia bawah (borikliung), bersamaan dengan itu turun pula seorang Bissu pertama bernama Lae-lae sebagai penyempurna kehadiran leluhur orang Bugis tersebut.
Melalui perantara bissu inilah, para manusia biasa dapat berkomunikasi dengan para dewata yang bersemayam di khayangan.

Bissu adalah pendeta agama Bugis kuno pra-Islam. Bissu dianggap menampung dua elemen gender manusia, yaitu laki – laki dan perempuan ( hermaphroditic beings who embody female and male elements). Selain itu Bissu juga mampu mengalami dua alam; alam makhluk dan alam roh (Spirit). Alam makhluk yaitu keberadaan Bissu yang ada di dunia nyata. Sedangkan alam roh ( Spirit ) yaitu keberadaan Bissu yang bisa berkomunikasi dengan para dewa. Ini dilakukan oleh para Bissu hanya pada saat ritual – ritual dilakukan.

Ketua para Bissu adalah seorang yang bergelar Puang Matowa atau Puang Towa. Secara biologis, sekarang, bissu kebanyakan diperankan oleh laki-laki yang memiliki sifat-sifat perempuan (wadam) walau ada juga yang asli perempuan, yang biasanya berasal dari kalangan bangsawan tingkat tinggi, walau tidak mudah membedakan mana bissu yang laki-laki dan mana bissu yang perempuan. Dalam kesehariannya, bissu berpenampilan layaknya perempuan dengan pakaian dan tata rias feminim, namun juga tetap membawa atribut maskulin, dengan membawa badik misalnya.

Dalam pengertian bahasa, bissu berasal dari kata bugis; bessi, yang bermakna bersih. Mereka disebut Bissu karena tidak berdarah, suci (tidak kotor), dan tidak haid. Ada juga yang menyatakan bahwa kata Bissu berasal dari kata Bhiksu atau Pendeta Buddha, sebagaimana diungkapkan oleh C Pelras dalam Manusia Bugis, hal 68, sebagai salah satu bentuk pengaruh bahasa Sansekerta dalam bahasa Bugis. “ Tentang agama Buddha sendiri, beberapa sanak-saudara saya yang tinggal di Sengkang mengaku masih menganut agama Buddha ini, yang dikatakan sebagai agama mula-mula orang Bugis. Mereka masih melakukan ritual keagamaan tersendiri, walau saya belum melakukan perbandingan dengan ritual agama Buddha yang dilakukan oleh umumnya masyarakat Buddha di Indonesia“ . Juga ada bukti sejarah yang memperkuat fenomena ini, misalnya penemuan Arca Buddha bercorak Amarawati di Sempaga di pantai Sulawesi Selatan yang berasal dari abad II Masehi. Ditengarai bahwa para pendeta Buddha, Biksu ini ‘menumpang’ kapal-kapal dagang India menuju perairan Nusantara.

Dalam struktur budaya bugis, peran Bissu tergolong istimewa karena dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai satu-satunya operator komunikasi antara manusia dan dewa melalui upacara ritual tradisionalnya dengan menggunakan bahasa dewa/langit ( basa Torilangi), karenanya Bissu juga berperan sebagai penjaga tradisi tutur lisan sastra Bugis Kuno sure’ La Galigo. Apabila sure’ ini hendak dibacakan, maka sebelum dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, orang menabuh gendang dengan irama tertentu dan membakar kemenyan. Setelah tabuhan gendang berhenti, tampillah Bissu mengucapkan pujaan dan meminta ampunan kepada dewa-dewa yang namanya akan disebut dalam pembacaan sure’ itu. Bissu juga berperan mengatur semua pelaksanaan upacara tradisional, seperti upacara kehamilan, kelahiran, perkawinan ( indo’ botting), kematian, pelepasan nazar, persembahan, tolak bala, dan lain-lain.

Sumber : Pengetahuan (menambah ilmu meningkat derajat)

2 comments on “ASAL USUL KEHADIRAN “BISSU”

  1. bissu saidi puang matoa karaen segeri telah wafat,,,
    siapa yg menggantikan???????
    apakah budaya di segeri juga akan hilang begitu saja????

    • budaya segeri tidak akan hilang,,
      tpi untuk sementara posisinya lagi ksong,,,,,krena msih dlam proses pemilihan,,
      kalau tidak salah salah satu kandidatnya adalah puang lolo yang bernama puang upe,,,
      jadi sementra beliau yg memimpin acra mappalili kemarin,,

Tinggalkan komentar